Hari Pertama Kuliah di Semester Baru - Mister Capung

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 27 Februari 2018

Hari Pertama Kuliah di Semester Baru

Senin kemarin adalah hari pertama kuliah disemester baru (coba tebak saya semester berapa). Setelah menjalani masa liburan sekitar satu bulan, saya harus menjalani aktivitas sebagai mahasiswa lagi. Ada rasa bahagia karena setelah sekian lama tidak berinteraksi dengan teman-teman, bertegur sapa, bertukar pikiran, berbicara hal-hal yang membuat kita lupa akan rumah masing-masing yang jauh, dan pastinya karena semester ini mahasiswa mempunyai pilihan akan mengikuti peminatan apa.
Hidup itu pilihan, banyak pilihan yang harus dijadikan suatu keputusan. Hidup itu harus memutuskan bahkan tidak memilih pun itu suatu keputusan. Setelah lama menginjakan kaki di bangku kuliah, momen untuk memilih peminatan adalah salah satu momen yang agak membingungkan. Hal ini sama dengan memilih jurusan sewaktu masa SNMPTN beberapa tahun silam. Mungkin saya dan teman-teman saya kembali ke masa-masa dimana bingung ingin jurusan apa, di institusi apa, nantinya bagaimana dan seterusnya. Kali ini agak berbeda, kita akan di bagi dalam beberapa peminatan tapi kita masih dalam satu kampus dan nantinya gelar yang akan kita dapatkan setelah menjalani sidang, pendadaran dan segala macamnya sama yaitu sarjana.
Manusia boleh berencana, tapi rencana Allah lebih indah. Sama halnya dengan teman-teman, saya pun dibuat agak bingung untuk menentukan studi yang akan saya dalami. Hal ini sangat menarik karena berhasil membuat saya melakukan riset kecil-kecilan untuk mengumpulkan segala fakta dan opini dari kakak tingkat, internet atau bahkan melakukan observasi. Awalnya sejak saya masih menjadi mahasiswa muda saya sudah memproklamirkan bahwa saya akan masuk ke peminatan X sehingga teman-teman banyak yang tahu. Seiring berjalannya waktu hingga tiba di depan pintu gerbang, saya memutuskan untuk pilih Y tetapi dari riset kecil yang saya lakukan saya berhasil membuka pintu itu dengan Z.
Jujur saja, saya adalah tipikal orang yang masih dalam tahap belajar untuk mempunyai keputusan yang bulat sejak jauh-jauh hari supaya saya tidak salah jalan. Tentu saja lebih baik mempunyai rencana yang sudah matang daripada masih samar-samar seperti saya. Maksudnya, misal seseorang ditanya mau peminatan apa kemudian nantinya mau bagaimana, dia bisa menjawab dengan percaya diri. Untuk saya pribadi, saya masih mempunyai banyak opsi yang saya jadikan sebagai bahan pilihan dan mungkin nantinya kan membingungkan saya lagi. Mungkin?
“Kok kamu masuk Z? dulu kamu pernah bilang mau X. cocok tahu di X”
“aku kira kamu bakal ambil peminatan Y”
Begitulah cuitan-cuitan teman-teman saya.

Banyak yang mengira bahwa peminatan yang saya ambil adalah peminatan yang mahasiswanya pintar. Saya rasa semua peminatan sama saja hanya memang kebetulan di jurusan saya orang yang mengambil peminatan ini sebagian besar adalah mahasiswa yang rajin, bukan deadliner, kalem-kalem. That’s why saya pilih peminatan itu. Sampai saat ini diri saya masih fleksibel dan saya mempunyai dua pikiran sebagai berikut.
1.   Lingkungan menentukan dirimu. Misal temanmu rajin, sedikit banyak kamu akan tertular rajinnya.
2.     Dimanapun berada semua tergantung individu masing-masing. Dia bisa berkembang apabila dia mengeluarkan potensinya dan mau belajar.
Jujur, saya pernah mengalami dua hal tersebut. Hal yang pertama adalah ketika saya dimotivasi dengan kalimat seperti itu oleh guru SMP saat akan masuk SMA dan hal kedua terjadi ketika saya menghadapi realita kehidupan mahasiswa. Nah, dalam tahap belajar ini saya rasa saya butuh amunisi, pendorong, pemicu untuk membangkitkan semangat belajar agar lebih menarik dan menantang. Maka dari itu, saya memilih peminatan yang sekarang saya jalani. Kelas peminatan saya pun kecil jadi lebih efektif dalam belajarnya. Semoga saya tertular dengan rajin dan pintarnya teman-teman saya ya. Amiin.
            Nah, masalah yang sedikit muncul adalah dari sembilan orang mahasiswa peminatan Z, saya adalah satu-satunya laki-laki. Pastinya kedepan saya akan menjadi tulang punggung untuk delapan orang perempuan ya. Agak gimana juga kelas kecil, laki-laki sendiri mau cengengesan tidak ada temannya. But it’s ok wae karena culture shock saya sudah mulai bisa dikendalikan. FYI, saya pernah mengalami culture shock saat maba karena sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin perempuan. Ada yang asal nyolek, sentuh, senderan (eh). Nah, dampak dari menolaknya saya atas perlakuan mereka, saya sempat dikatain soleh. Beuh, dikira tiga puluh juz sudah dihafal mungkin ya. Tapi tak apa, kata-kata adalah doa semoga saya menjadi anak soleh dan hafal tiga puluh juz. Amiin.
            Hari pertama kuliah saya sudah bisa memproyeksikan bahwa nantinya akan ada deretan tugas yang siap menjadi list dalam catatan saya. Hal ini didukung juga dengan penjelasan kakak senior yang ketika saya bertanya tentang kehidupan peminatan bagaimana. Apalagi saya cerita panjang lebar mengenai rencana saya di semester ini. Tentunya semua tahu bahwa siapapun yang bisa membagi waktu (manage) dengan baik, dialah yang bisa bahagia di dunia ini karena berhasil menyelesaikan tugas tanpa ada beban. Ini sebenarnya merupakan tantangan lama yang kembali hadir dalam hidup saya. Beberapa semester lalu saya sempat membagi waktu saya untuk kegiatan internal dan eksternal. Cukup kuwalahan tapi saya enjoy aja hehe. Semoga disemester ini kualitas saya dalam mengatur waktu bisa bertambah.

Semangat semuanya! Semoga kehidupan kita berkualitas dan produktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar