Mendapatkan gelar sarjana memang bukanlah hal yang mudah bagiku. Di akhir
masa sekolah menengah atas, aku sudah diwanti-wanti oleh ibu untuk bekerja saja
terlebih dahulu. Tapi mimpiku terlalu kuat. Aku tak bisa menuruti apa yang ibu
katakan. Saat itu aku mempunyai pendirian kuat, aku harus kuliah dulu, menimba
ilmu dan melihat dunia yang luas melalui pendidikan. Walaupun ibu menyerah
diawal dan menjelaskan bahwa beliau tidak bisa membiayai kuliahku, lain halnya
denganku. Aku yakinkan ibu bahwa aku tidak akan terlalu membebaninya. “Ada banyak
jalan untuk siapa yang mau, ibu tenang saja. Aku akan sekolah tanpa biaya”. Demikian
kalimat yang aku jelaskan pada saat itu.
Allah memang memberikan sesuatu yang dibutuhkan hambanya bukan yang
diinginkan hambanya. Aku semakin tersadar hal itu ketika aku ingin kuliah di
salah satu universitas tetapi tidak diizinkan oleh-Nya. Aku mencoba
kesana-kemari tetapi aku mendapatkan hal yang tidak pernah kuduga. Aku merasa
Allah menempatkanku pada tempat yang luar biasa. Di sana aku berproses bersama
orang-orang yang menorehkan cerita di kertas hidupku. Empat tahun menimba ilmu,
rasanya tak hanya pengetahuan tentang mata kuliah yang ku dapat. Akan tetapi,
pengetahuan tentang kehidupan juga aku raih.
Konsep pendidikan untuk mencari pekerjaan memang tertanam di sebagian
banyak orang. Aku berusaha membuang jauh-jauh hal itu. Aku ingin menuntut ilmu
dengan hati, menyelami kehidupan dengan rasa bahagia. Apabila aku merasa bahwa
selama ini aku tidak mendapatkan apa-apa, rasanya aku harus berpikir ulang
bahwa pendidikan telah mendewasakanku. Pendidikan sungguh membuatku semakin
membuka mata dan mengetahui akan arti memahami, mencintai, menghargai,
mengasihi.
Sejujurnya, aku ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Aku
rasa, aku ingin selalu hidup di dalamnya. Pikiran bahwa apakah diri ini bisa
mempertanggungjawabkan apa yang telah di dapat semakin mengguncang. Hingga suatu
saat salah satu orang yang dapat dipercaya memberikan semangat tersirat, “Kamu
mau lanjut sekolah atau bekerja?” Ah, aku berterus terang bahwa aku ingin
mencari pengalaman bekerja terlebih dahulu kemudian melanjutkan pendidikan
sembari melihat urgensi apa saja yang mengharuskan aku untuk melanjutkan. Kenapa
begitu? Hingga saat ini aku masih berpikir bahwa aku bisa belajar di mana saja
meskipun ruangnya berbeda dengan dunia pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar