Pengalaman TES TOEFL ITP! - Mister Capung

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 26 Desember 2022

Pengalaman TES TOEFL ITP!

 Assalamu'alaikum wr. Wb.

Hallo kawan-kawan semua, bagaimana kabarnya? Semoga kita selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT ya... hehe. Kali ini aku ingin bercerita tentang pengalamanku ikut tes TOEFL ITP untuk kedua kalinya. Sebelumnya pada Maret 2020 aku pernah Tes TOEFL ITP di FEB UGM. Nah, dikarenakan sertifikat TOEFLku sudah expired, aku meniatkan diri untuk ikut tes lagi.
Sekilas informasi bagi yang belum tahu, Tes TOEFL itu tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan Bahasa Inggris kita. Tes TOEFL pun ada dua macam, yaitu TOEFL IBT dan ITP. Temen-temen bisa search sendiri ya apa bedanya. Secara ringkas bedanya diharga, macam tes, dan kegunaan secara spesifik. Aku ambil tes ITP karena lebih murah kemudian bisa digunakan untuk melamar pekerjaan atau beasiswa (contohnya LPDP).
Selain tes TOEFL ada juga tes IELTS. Dari segi harga dan jenis tes, TOEFL IBT dan IELTS hampir sama. Bedanya, TOEFL umum digunakan untuk melamar ke universitas di Amerika Serikat (American Accent) sedangkan IELTS lebih ke UK karena menggunakan British Accent. Tapi jangan bingung, semuanya sama kok pakai Bahasa Inggris hanya saja aksen dan beberapa kata ada yang secara spesifik digunakan di British dan tidak di American, begitupun sebaliknya. Berdasarkan pengalaman belajar IELTS, secara umum keduanya sama kok. Hehe
Lanjut ke pembahasan tes TOEFL. Tanpa ada rencana matang untuk Tes TOEFL lagi, sebelumnya aku iseng ikut les di KOBI Education secara online. Aku mendapatkan informasi tersebut melalui instagram. Apabila kawan-kawan ingin tes TOEFL boleh belajar sendiri di Youtube atau ikut les secara online bagi kawan-kawan yang sibuk bekerja. Secara umum, sangat membantu kok les di KOBI ini. Satu hal yang harus dikuatkan adalah konsisten dan rajin review materi biar tembus skor 600 hehe.
Setelah satu bulan belajar bareng kawan-kawan secara daring, aku berniat tes TOEFL lagi karena kan sayang kalau udah belajar tapi tidak langsung tes. Takut ilmu yang sedang anget-angetnya menguap begitu saja apabila terlalu lama dibiarkan. Sebelum tes, aku research tentang tempat-tempat tes yang menyediakan tes official. Ada beberapa lembaga seperti FEB UGM, Lembaga Bahasa UI, lalu ada ELTI. Salah satu pertimbanganku adalah aku ingin tes secara on the spot (datang lansung) bukan online dari rumah karena aku tidak ingin membebani diri untuk menyiapkan laptop dan koneksi internet belum lagi menyediakan tempat duduk yang ergonomis untuk tes. Satu-satunya lembaga yang menyediakan on the spot adalah ELTI. Maka dari itu aku pilih ELTI di Yogyakarta. Tes di UGM dan UI hanya menyediakan fasilitas online. Harga yang tertera di FEB UGM sekitar 45$USD jadi bisa dikonversi ke rupiah sendiri ya. Kalau dulu sebelum pandemik Tahun 2020 sekitar 42$USD. Sedangkan di ELTI, online sekitar Rp. 580.000 dan on the spot Rp.630.000. Untuk lebih detailnya, kawan-kawan bisa cek website masing-masing institusi.
Aku memilih tes pada hari Sabtu tanggal 17 Desember 2022. Sebelumnya, aku sudah pernah kontak dengan ELTI untuk memesan tes tanggal 10. Dikarenakan kuota full (10 peserta kalau tidak salah), aku mengundur tes selama 1 minggu. Nah, apabila kawan-kawan sudah siap tes alangkah lebih baiknya segera kontak lembaga yang dipilih untuk menghindari kuota penuh.
Pada hari tes aku berangkat sekitar jam setengah delapan lebih karena jadwal tes tertulis jam 08.00 WIB. Menurut aku pribadi, salah satu hal yang membuat bingung adalah mereka membuat grup untuk koordinasi H-1 tetapi tidak menyampaikan teknis pada hari itu juga. Alangkah lebih baiknya, H-1 atau malamnya kita diberi panduan teknis agar paginya kita lebih siap. Sayangnya, panduan diberikan ketika aku sudah sampai kantornya hehe. Tapi itu tidak menjadi masalah yang berarti.
Pada pelaksanannya, hanya ada 4 orang peserta tes (2 laki-laki dan 2 perempuan). Satu hal yang aku suka tes di ELTI adalah penataan ruangannya. Tempat tes memang tidak terlalu besar. Tata letaknya didesain seperti warnet yang ada bilik-bilik. Tentunya hal ini membantu kita untuk fokus pada layar komputer kita tanpa menghiraukan peserta lain karena kita juga menghadap ke tembok. Pengalaman tes TOEFL pertama kali, tempat duduk didesain dengan penataan seperti ruang kelas. Jadi, fokus kita bisa terganggu apabila ada gerak-gerik peserta lain atau juga ketika peserta lain sudah selesai. Di sana juga sudah disediakan headphone untuk listening yang bisa kita atur volumenya. Sayangnya, waktu itu aku agak terganggu dengan volume headphone peserta lain. Sepertinya dia mengatur volume secara maksimal hingga terdengar sampai ke telingaku.
Secara teknis, semua sama. Kita akan dijelaskan satu persatu cara untuk input username, membuka lembaran soal, cara memilih, dll. Soal-soalnya pun masih dengan tipe soal yang sama hehehe. Intinya apabila kita belajar dan terbiasa, maka tidak akan terasa sulit. Meski secara pribadi targetku tidak tercapai, aku bersyukur dengan apa yang sudah didapatkan.
Selesai mengerjakan soal, kita akan diberi penjelasan mengenai sertifikat yang official dari Amerika. Sertifikat ini bisa datang setelah 7-14 hari kerja (atau bisa lebih lama). Sebelum mendapatkan yang official, kita akan diberi yang unofficial dalam bentuk PDF (dikirim personal). Jadi, tenang saja peserta lain tidak akan mengetahui skor kita.
Sekian ya cerita tentang TOEFL. Apabila kawan-kawan ingin tes, yuk persiapkan biar dapat skornya langsung tinggi hehe. Terimakasih sudah membaca, semoga sehat selalu.
(Lantai 2 ELTI Yogyakarta)



Wassalamualaikum wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar